Insomnia yang dibiarkan dan tidak segera diobati akan memperburuk kondisi kesehatan tubuh. Selain itu, insomnia juga dapat mempengaruhi produktivitas pekerjaan maupun kualitas hidup.
Memang apa saja dampak buruk yang dapat terjadi bila insomnia terus dibiarkan? Untuk mengetahui jawabannya, lebih baik jangan lewatkan pembahasan berikut!
Kesehatan Tubuh Memburuk Akibat Insomnia
Tidur nyenyak dan berkualitas bisa dikatakan adalah anugerah bagi penderita insomnia. Pasalnya, penderita ini mengalami kesulitan dalam tidur yang akhirnya jam tidur bergeser dan kualitas hidup pun berpengaruh.
Ketika insomnia tidak segera disembuhkan, Anda akan mengalami beberapa masalah seperti daftar di bawah ini:
Mudah Terserang Beberapa Penyakit Fisik
Insomnia yang terus dibiarkan dan tidak diobati akan menaikkan risiko Anda terkena beberapa penyakit, di antaranya:
- Stroke
- Peradangan
- Diabetes mellitus
- Obesitas
- Penyakit jantung
- Hipertensi
- Sistem imun melemah
Selain itu, tubuh juga akan mudah sakit lantaran tidak diistirahatkan secara maksimal.
Tingkat Stres Bertambah
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Universitas Chicago, mendapatkan hasil bila jam tidur Anda kurang dari tujuh jam, produksi kortisol akan meningkat. Kortisol adalah hormon stres.
Dengan meningkatnya hormon tersebut, Anda akan lebih sensitif dan stres, risiko terkena depresi pun akan lebih tinggi daripada orang yang memiliki tidur dalam jumlah yang cukup dan nyenyak.
Selain itu, kortisol akan membuat denyut jantung meningkat, tekanan darah naik, serta tingginya glukosa darah yang dapat memicu munculnya penyakit hipertensi, diabetes tipe 2, hingga ke risiko jantung.
Risiko Terkena Gangguan Kesehatan pada Mental
Bukan hanya kesehatan tubuh secara fisik saja yang akan terganggu karena insomnia, tetapi kesehatan mental pun akan terkena imbasnya. Hal yang paling umum, Anda akan mudah depresi dan mengalami gangguan kecemasan.
Hal tersebut terjadi karena tingginya hormon kortisol atau hormon stres pada tubuh. Akibatnya, serangan panik, cemas pun bisa muncul sewaktu-waktu. Bahkan, penderita akan cenderung mengkhawatirkan segala hal dalam hidupnya.
Rawan Terkena Obesitas
Insomnia dapat meningkatkan hormon pengontrol nafsu makan. Maka, cenderung orang akan suka ngemil di malam hari sebab hormon yang bertugas untuk mengendalikan nafsu makan sedang tidak bekerja.
Selain itu, penderita insomnia juga cenderung berkeinginan untuk menyantap makanan yang berlemak atau mengandung karbohidrat tinggi.
Bila dibiarkan secara terus menerus, insomnia akan memicu timbulnya hormon ghrelin yang bertugas menambah nafsu untuk makan dan mengurangi produksi hormon leptin yang bertugas untuk menekan nafsu makan.
Menaikkan Risiko Kematian
Insomnia juga dapat menaikkan risiko kematian atau memperpendek usia penderitanya. Hal tersebut disampaikan dalam analisis yang telah dipublikasikan Sleep Research Society.
Dari penelitian yang melibatkan responden sebanyak 1 juta lebih tersebut, terdapat 112.566 kematian. Maka, para peneliti pun melihat adanya hubungan antara kematian dengan durasi tidur.
Apabila Anda memiliki durasi tidur kurang dari 7-8 jam tiap malam dan kualitasnya buruk, maka risiko kematiannya akan meningkat hingga 12%. Sementara, untuk Anda yang tidur cukup selama 7-8 jam semalam, risiko tersebut dapat ditekan.
Selain itu, studi terbaru dilakukan oleh The American Journal of Medicine dengan melakukan pengamatan selama 38 tahun terhadap pasien insomnia persisten. Hasilnya, para penderita insomnia persisten mempunyai risiko 97% kematian.
Itulah lima hal dampak buruk bagi kesehatan tubuh untuk insomnia yang tidak segera tertangani dengan baik dan hanya dibiarkan selama bertahun-tahun. Sebelum terlambat, mari segera lakukan pengobatan seperti melakukan olahraga ringan untuk mencegah timbulnya penyakit lain dan meningkatkan harapan hidup Anda.