Masalah Utang Luar Negeri Indonesia (ULN) menjadi kekhawatiran bagi pemerintah maupun masyarakat. Terutama karena menjadi beban walaupun berguna untuk negara. Khususnya mendanai berbagai proyek pembangunan seluruh nusantara.
Proyek ini begitu penting karena mendukung pertumbuhan ekonomi maupun kesejahteraan masyarakat. Belum lagi dipakai untuk defisit negara, stabilitas ekonomi sampai refinancing. Saat ini utang Indonesia ternyata cukup fantastis.
Laporan Utang Luar Negeri Indonesia Menunjukkan Penurunan
ULN menembus USD 389,3 miliar atau Rp. 6.521,12 triliun. Data Bank Indonesia (BI) ini dikeluarkan untuk bulan April 2024. Jika melihat perbandingan antara Maret 2024 dan April 2024, terdapat penurunan.
Sebelumnya utang luar negeri Indonesia mencapai USD 404,8 miliar atau Rp. 6.627,50. Hal ini terbantu karena secara tahunan, ULN mengalami kontraksi pertumbuhan. Jumlahnya mencapai 1,5% di mana sebelumnya hanya 0,2%.
Penurunan ini sumbernya dari ULN sektor publik maupun swasta. Posisi ULN pemerintah untuk April 2024 bahkan turun dibandingkan 2 tahun sebelumnya. Jumlahnya adalah USD 192,2 miliar atau terkontraksi sebesar 2,6%.
Kedalamannya lebih baik dibandingkan sebelumnya yaitu hanya 0,9%. Penurunan posisi ULN ini sendiri dipengaruhi juga oleh penempatan dana investor non residen. Terutama yang terdapat dalam Surat Berharga Negara (SBN) domestik.
Tujuannya yaitu ke instrumen investasi yang selama ini masih tidak tidak pasti dalam keuangan pasar global. Manfaat ULN April 2024 yaitu mendukung belanja prioritas pemerintah. Termasuk memberikan perlindungan masyarakat Indonesia.
Utang luar negeri Indonesia menjadi penopang pertumbuhan ekonomi negara. Dukungan ini termasuk sektor jasa kesehatan hingga kegiatan sosial (20,9%). Ada juga pertahanan, jaminan sosial hingga administrasi pemerintah (18,6%).
Sementara itu untuk ada untuk pendidikan (16,8%), konstruksi (13,6%) hingga jasa keuangan dan asuransi (9,6%). Berkat perencanaan anggaran yang baik, memberi hasil ekonomi stabil. Saat ini relatif aman sekaligus terkendali.
Hal ini dapat terjadi karena setiap ULN yang dimiliki pemerintah dilengkapi tenor panjang. Ditambah disertai pangsa 99,98% berdasarkan total ULN pemerintah. Artinya memberikan dampak positif terhadap ekonomi negara.
Penurunan Juga Terjadi Pada Jumlah ULN Swasta Tahunan
Besarnya utang luar negeri Indonesia memberikan berita bagus. Khususnya karena penurunan terjadi juga pada ULN swasta. Saat ini hanya mencapai USD 195,2 miliar karena awalnya hingga sebesar USD 198,0 miliar.
Jika melihat data tahunan, ULN swasta menerima kontraksi pertumbuhan dalam. Terlebih awalnya 1,3% yoy kemudian menjadi 2,9% yoy. Kontraksi pertumbuhan ini sumbernya dari perusahaan lembaga keuangan maupun lembaga non-keuangan.
Masing-masing memberikan data kontraksi hingga 5,7% yoy dan 2,2% yoy. Saat ini sebenarnya struktur ULN Indonesia dipastikan masih sehat. Apalagi dengan dukungan penerapan prinsip kehati-hatian sehingga waspada dalam mengelola.
Cerminannya dari rasio ULN terhadap PDB (Produk Domestik Bruto). Ternyata menemukan penurunan menjadi 29,1% karena awalnya sampai 29,3%. Untuk dominasinya yaitu jangka panjang di mana pangsanya hingga 87,1% dari total.
Untuk utang luar negeri Indonesia dari swasta sendiri berasal dari berbagai industri. Mulai dari pengadaan listrik, gas, jasa keuangan, asuransi hingga pertambangan atau penggalian. Total pangsanya hingga 78,3% dari keseluruhan.
Karena dominasinya jangka panjang, nilai tersebut hingga 76,5% total secara menyeluruh. Struktur yang baik harus terus dipertahankan oleh pemerintah. Terutama karena ekonomi tetap stabil walaupun jumlah utang yang besar.
Mempertahankan agar tetap sehat harus melalui kombinasi Bank Indonesia dan pemerintah. Khususnya dalam menguatkan koordinasi untuk pemantauan atau perkembangan. Terlebih kemungkinan besar ULN juga dapat terus bertambah.
Pemerintah Perlu Melaksanakan Solusi Terbaik untuk Mengurangi Beban ULN
Kecermatan pemerintah dibutuhkan untuk melunasi utang luar negeri Indonesia yang sangat besar. Apalagi harus mempertimbangkan kondisi pasar keuangan secara global. Termasuk kemampuan atau solusi beserta dampaknya untuk jangka panjang.
Salah satu solusi yang dilakukan yakni meningkatkan penerimaan negara. Khususnya berasal dari pajak atau sumber daya alam yang dikelola dengan baik. Nantinya bisa meningkatkan pendapatan karena hasilnya yang cukup besar.
Artinya untuk memuluskan caranya perlu memiliki sistem perpajakan yang baik. Tujuannya demi memastikan pajak dapat dikenakan secara adil serta efisien. Tentu bisa membantu negara melunasi bebannya tapi masyarakat tidak keberatan.
Umumnya pemerintah dapat melakukan efisiensi pengeluaran. Tapi harus terdapat peninjauan atau efisiensi terhadap pengeluaran publik. Lalu perlu memastikan anggaran pemerintah alokasinya optimal agar memberikan dampak ekonomi.
Demi melunasi utang luar negeri Indonesia, meningkatkan investasi juga menjadi jalan keluarnya. Iklim investasi perlu ditingkatkan sehingga menarik minat pihak asing. Tapi harus disertai dukungan sektor yang memiliki potensi.
Diversifikasi ekonomi juga dibutuhkan agar dapat mengurangi ketergantungan sektor tertentu. Lalu didukung juga oleh pengembangan sektor ekonomi. Nantinya bisa membantu meningkatkan daya saing global dan menguatkan kondisi ekonomi.
Penguatan mata uang hingga neraca perdagangan juga dilakukan. Termasuk dengan meningkatkan kerja sama internasional. Ditambah fokus pada perkembangan berkelanjutan sehingga memberikan dampak lingkungan dan sosial yang baik.
Besarnya utang negara membuat pemerintah membutuhkan waktu lama untuk melunasinya. Pemerintah umumnya melakukan negosiasi ulang hingga perbaikan manajemen keuangan. Mencicil utang luar negeri Indonesia dilakukan bertahap.